Masyarakat kembali diresahkan oleh video mesum yang dilakoni oleh
sepasang siswa SMP di Jakarta akhir- akhir ini. Berbagai kecaman
diluncurkan, berbagai penyebab dianalisa dan berbagai solusi pun
ditawarkan. Seperti yang dilansir dalam situs resmi Kementrian
Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, penyebab maraknya seks bebas
di kalangan adalah kurangnya pendidikan seks yang diberikan kepada
remaja, padahal remaja memliki rasa ingin tahu yang besar
(www.menkokesra.go.id). Karena tidak adanya pendidikan seks, sehingga
banyak remaja yang “otodidak” mempelajari bahkan melakukan apa yang
disebut dengan “seks”.
Sex Bebas |
Namun, sayangnya pendidikan seks yang selama ini tertuang dalam program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang dicanangkan oleh UNAIDS cenderung memberikan rangsangan kepada remaja untuk melakukan seks. Betapa tidak, materi yang diajarkan tidak hanya tentang organ reproduksi sendiri, tetapi juga organ reproduksi lawan jenis di ruangan yang bercampur-baur antara perempuan dan laki- laki. Selain itu juga diajarkan bagaimana proses kehamilan terjadi, cara mencegah kehamilan, bagaimana seks yang aman agar tidak tertular Penyakit Menular Seksual (PMS). Materi tentang seks aman dan cara pencegahan kehamilan tentu akan memberi lampu hijau bagi remaja untuk melakukan seks bebas. Toh, seks yang dilakukan kan sudah aman. Jadi, tidak perlu khawatir tertular PMS dan menanggung malu karena hamil di luar nikah. Solusi ini tentu sama sekali tidak solutif.
Seharusnya, pendidikan seks ini menjadi tanggung jawab orang tua sejak anak usia dini. Pendidikan seks yang diberikan pun harus tak terpisahkan dari penanaman akidah, ibadah dan akhlak. Artinya, yang menjadi asas pendidikannya adalah memahamkan anak tentang jati dirinya dan apa tujuan hidupnya serta bagaimana meraih tujuan hidup tersebut. Selanjutnya, dijelaskan tentang perkembangan organ reproduksi yang akan/ sedang dialami remaja ketika mengalami pubertas, apa konsekuensinya dan bagaimana seharusnya bersiap. Penting juga untuk memahamkan anak tentang adanya fitrah manusia berupa naluri seksual (gharizah na’u) berikut karakteristiknya, apa saja yang merangsangnya munculnya naluri tersebut, bagaimana mengendalikannya, bagaimana pemenuhan yang benar dan yang salah berikut kosekuensinya. Hasil pendidikan ini akan tampak dari perilaku anak berupa kemauan untuk tidak menampakkan aurat kepada sembarangan orang (menutup aurat), menghindari berdua-duaan dengan yang bukan mahrom, menundukkan pandangan. Intinya, ia mau terikat pada aturan- aturan yang ditetapkan Penciptanya. Allah swt berfirman:
... Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk (TQS. Al-Israa:32)
Inilah yang terjadi akibat dijauhkannya Islam dari kehidupan. Oleh karena itu, marilah kita bersama- sama berjuang untuk menerapkan Islam secara sempurna dalam kehidupan. Karena Allah swt. berfirman: Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (TQS.Al-Baqarah: 208)
(sumber Suara-islam)
0 komentar:
Posting Komentar